Lampu—lampu
berkelip di perumahan Citra Dua – Cengkareng mengingatkan akan
keindahan surga yang menjadi tujuan kehidupan makhluk yang bertuhan.
Saat itu, tanggal 05 November 2015, umat Lingkungan Yohanes Pembaptis
mengadakan Misa untuk mendoakan arwah-arwah orang-orang tercinta.
Ketika aku memandang sepasang suami dan istri, yaitu Andreas Faizal
Tjokro dan Pita, bersama anak-anaknya, aku kaget. Aku sangat mengenalnya
karena beliau adalah wakil koordinator PDKK Paroki Trinitas –
Cengkareng dan juga ketua wilayah 28 Paroki tersebut. Badannya kurus dan
wajahnya menghitam. Dia baru saja menyelesaikan proses radiotherapy dan
kemotherapy. Aku ingat bahwa sebelum menjalani pengobatan kankernya,
istrinya meminta aku mendoakan suaminya itu. Bapak Faizal mengatakan :
“Romo, aku datang karena ingin bertemu Romo. Aku ingin memberikan
kesaksian akan kebaikan Tuhan yang tak terhingga”. Wajahnya nampak tidak
down, bahkan tetap menunjukkan sukacita iman walaupun kanker
pernah menderanya dan penanganan telah dijalaninya. Kata-katanya yang
indah : “Di dalam sakitnya, justru mukjizat Tuhan sangat terasakan.
Kuncinya adalah tetap setia melayani Dia walaupun penyakit mengancam
jiwanya”.
Mukjizat Tuhan diimani sejak ia merasakan kepalanya sakit luar biasa
pada bulan Februari 2013. Dokter syaraf menyarankan untuk melakukan MRI
dan cek darah untuk mengetahui penyebabnya. Ia memutuskan hanya meminta
obat anti sakit saja dahulu karena pada tanggal 28 Februari 2013 ia
bersama istrinya, Pita, dengan teman-teman Shekinah mengadakan ziarah ke
tanah suci, Holly Land, dalam rangka pesta perak SEP Shekinah. Obat itu
membantunya ketika sakitnya kambuh. Pada hari kedua ziarah, ia
mengalami mukjizat Tuhan semakin nyata setelah didoakan dalam Kebangunan
Rohani Katolik (KRK). Ia tidak mengalami kesakitan lagi sampai ziarah
selesai.
Setelah pulang dari ziarah, ia memutuskan melakukan biopsi di Pinang –Malaysia seperti anjuran dokter karena pembengkakan di leher tetap masih besar walaupun ia tidak merasakan sakit lagi. Hasil dari biopsi yang ia terima pada awal bulan April mengagetkannya. Ia divonis mengidap kanker rongga mulut (nasopharynx carcinoma) stadium empat. Ia sempat shock dan tidak lagi mampu berdoa seperti biasa. Dukungan doa dari teman-teman sekomunitas, guru-guru SEP Shekinah, uskup, para pastor, dan teman-teman sekolahnya memberikan kepadanya kelegaan. Ia mengalami kekuatan dan urapan baru. Kekuatan Roh Kudus melingkupinya. Ketika berdoa malam, ia sungguh bisa menerima keadaannya dan berserah kepada Tuhan Yesus. Ia berbicara kepada Tuhan: “Tuhan, aku tidak tahu harus melakukan apa untuk menghadapi kanker ini. Aku mohon kepadaMu, Tuhan, untuk memberikan petunjuk melalui suara Roh Kudus-Mu agar aku boleh mengambil segala keputusan sesuai dengan rencana-Mu. Aku berserah kepadamu. Aku percaya ini boleh aku alami agar aku dapat lebih dekat lagi dengan Engkau”. Penyerahan kepada Tuhan membuahkan hasil yang mengagumkan. Hasil PET Scan menunjukkan bahwa kanker hanya ada di sekitar dinding tenggorokan dan belum menyebar sama sekali. Stadiumnya pun menurun menjadi stadium tiga.
Setelah pulang dari ziarah, ia memutuskan melakukan biopsi di Pinang –Malaysia seperti anjuran dokter karena pembengkakan di leher tetap masih besar walaupun ia tidak merasakan sakit lagi. Hasil dari biopsi yang ia terima pada awal bulan April mengagetkannya. Ia divonis mengidap kanker rongga mulut (nasopharynx carcinoma) stadium empat. Ia sempat shock dan tidak lagi mampu berdoa seperti biasa. Dukungan doa dari teman-teman sekomunitas, guru-guru SEP Shekinah, uskup, para pastor, dan teman-teman sekolahnya memberikan kepadanya kelegaan. Ia mengalami kekuatan dan urapan baru. Kekuatan Roh Kudus melingkupinya. Ketika berdoa malam, ia sungguh bisa menerima keadaannya dan berserah kepada Tuhan Yesus. Ia berbicara kepada Tuhan: “Tuhan, aku tidak tahu harus melakukan apa untuk menghadapi kanker ini. Aku mohon kepadaMu, Tuhan, untuk memberikan petunjuk melalui suara Roh Kudus-Mu agar aku boleh mengambil segala keputusan sesuai dengan rencana-Mu. Aku berserah kepadamu. Aku percaya ini boleh aku alami agar aku dapat lebih dekat lagi dengan Engkau”. Penyerahan kepada Tuhan membuahkan hasil yang mengagumkan. Hasil PET Scan menunjukkan bahwa kanker hanya ada di sekitar dinding tenggorokan dan belum menyebar sama sekali. Stadiumnya pun menurun menjadi stadium tiga.
Petunjuk Tuhan lebih lanjut diberikan kepadanya melalui orang-orang
yang ia layani sambil menunggu pengobatan radiotherapy sebanyak tiga
puluh tiga kali dan kemotherapy sebanyak enam kali pada tanggal 13 Mei
2013. Setiap minggu ia tetap menghantar komuni tiga orang oma. Ia
memberikan kekuatan dan peneguhan dengan Firman Tuhan kepada seorang oma
yang berusia enam puluh tahun yang kena kanker payudara dan baru saja
menjalani kemotherapy yang pertama serta keadaannya lemah : “Ibu
hendaknya untuk senantiasa berdoa, cukup dengan memanggil Yesus… Yesus…
Yesus…. ketika merasa tidak berdaya”. Hal ini tidak mudah baginya karena
ia juga akan menjalani hal yang sama. Ia sangat merasakan pelukan Tuhan
Yesus yang memberikan kekuatan kepadanya untuk menjalani radiotherapy
dan kemotherapy ketika seorang Bapak memeluknya sambil mengeluarkan air
mata deras pada saat ia mendoakannya pada acara pencurahan Roh Kudus
dalam retret pengutusan KEP Trinitas pada tanggal 11 Mei 2013. Peristiwa
dan pelayanan ini memberikan kekuatan baginya ketika ia menjalani
pengobatan. Katanya: “Tuhan Yesus memberikan apa yang aku butuhkan
ketika aku tetap setia melayani Dia”.
Setelah menerima Sakramen Perminyakan Suci, ia didampingi istrinya tercinta dan mamanya pergi ke Singapore untuk menjalani radiotherapy dan kemotherapy selama dua bulan. Iman akan penyembuhan Tuhan menjadi kekuatannya. Ia dapat menyelesaikan semua proses radiotherapy dan kemotherapy yang begitu berat pada tanggal 25 September 2013. Walaupun berat badannya turun sampai 15 kg dan rambutnya rontok, ia tetap bahagia karena mengalami mukjizat Tuhan itu nyata. Setelah dilakukan pengecekan MRI, Ia dinyatakan telah bersih dari kanker. Puji Tuhan.
Setelah menerima Sakramen Perminyakan Suci, ia didampingi istrinya tercinta dan mamanya pergi ke Singapore untuk menjalani radiotherapy dan kemotherapy selama dua bulan. Iman akan penyembuhan Tuhan menjadi kekuatannya. Ia dapat menyelesaikan semua proses radiotherapy dan kemotherapy yang begitu berat pada tanggal 25 September 2013. Walaupun berat badannya turun sampai 15 kg dan rambutnya rontok, ia tetap bahagia karena mengalami mukjizat Tuhan itu nyata. Setelah dilakukan pengecekan MRI, Ia dinyatakan telah bersih dari kanker. Puji Tuhan.
Ia merasakan berkat Tuhan dari penyakit ini. Pertama: relasi dengan
istrinya semakin mantap. Kedua: pemulihan terjadi dalam keluarga.
Ketiga: Mamanya tercinta mau untuk masuk Katolik setelah merasakan
bagaimana perjuangannya bersama Tuhan Yesus melawan kanker. Ia sedang
menjalani katekumen lansia dan akan dibaptis pada tanggal 7 Desember
2013 nanti. Ia mensyukuri berkat Tuhan di balik penyakit yang harus ia
lalui: “Tuhan bukan hanya memberikan kesembuhan bagiku, tetapi
menganugerahkan keselamatan bagi mamaku”. Ia menyimpulkan pengalaman
imannya dalam sebuah kalimat: “Tuhan akan mengubah masalah yang mendera
kita menjadi berkat istimewa ketika kita menyerahkannya kepada Tuhan,
menanggungnya bersamaNya, dan tetap melayaniNya”.
Setelah sharing atas pengalaman iman dalam melalui penyakitnya, aku
memberkati keluarganya sebagai ungkapan syukur atas kebaikan Tuhan bagi
keluargnya. Ia menutup sharingnya dengan sebuah doa yang indah:
“Terima kasih Tuhan Yesus.
Aku sangat bersyukur boleh mengalami penyakit ini karena imanku semakin bertumbuh.
Aku akan terus menjadi saksi-Mu ke mana pun Engkau utus”.
Aku sangat bersyukur boleh mengalami penyakit ini karena imanku semakin bertumbuh.
Aku akan terus menjadi saksi-Mu ke mana pun Engkau utus”.
Pesan dari sharing indah tesimpul dalam Mazmur 30:3: “TUHAN, Allahku,
kepadaMu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan
aku”. Aku pun memuji Tuhan atas karya-Nya yang ajaib.
Tuhan Memberkati
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC
0 komentar:
Posting Komentar